Dada robot dalam film ‘Automata’ yang tayang di Trans TV jadi korban sensor

Memang sih sensor yang dilakukan oleh TV Indonesia adalah untuk melindungi penonton dari konten-konten yang gak layak ditonton. Misalnya aja tayangan yang mengekspos tubuh yang berlebihan atau adegan kekerasan.

Masih ingat penyensoran terhadap tubuh atlet renang saat wawancara pada PON kemarin? Banyak masyarakat yang menilai bahwa sensornya belebihan. Kami kira TV Indonesia udah kapok nyensor lebay lagi karena banyak yang protes, tapi ternyata masih ada lagi penyensoran yang menurut kami konyol banget. Yak, kali ini yang disensor adalah… dada robot!

Film korban sensor adalah ‘Automata’, yang dirilis tahun 2014 dan dibintangi oleh Antonio Banderas. Coba deh nonton dulu trailer filmnya supaya dapat penampakan robotnya secara utuh:

Gimana, menurut kamu dada robotnya perlu di sensor gak?

‘Automata’ ditayangkan dalam program Bioskop Trans TV kemarin pada pukul 7 pm, dan kemudian dilanjuti oleh ‘Robocop 2’ pada pukul 9 pm. Tapi kayaknya dada Robocop gak kena sensor nih (bahkan selangkangan besinya juga gak).

Atas kejadian sensor yang gak tepat sasaran ini, beberapa netizen menyalahkan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang dianggap bertanggung jawab terhadap penyensoran tayangan TV di Indonesia. Sementara KPI belum memberikan pernyataan terkait sensor dada robot, dulu KPI pernah menyampaikan bahwa mereka gak memiliki kewenangan untuk menentukan apa yang harus disensor kepada stasiun TV.

Kayaknya sih Trans TV lebih memilih main aman dengan menyensor dada robot daripada mendapat sanksi dari KPI. Apalagi Trans TV berafiliasi dengan CNN Indonesia, channel yang sempat menghebohkan netizen karena menyensor tubuh atlet renang saat wawancara.

Dari daftar sensor salah sasaran yang kami tau, kayaknya sensor dada robot ini deh yang paling konyol.