IUCN: 50 tahun lagi orangutan Kalimantan akan punah dari muka bumi

July 11, 2016
1303 Views

Orangutan Kalimantan, ikan hiu paus, dan hiu kepala martil semakin menuju kepunahan.

International Union for the Conservation of Nature (IUCN) baru-baru ini mengeluarkan update daftar “Red List”, daftar spesies hewan terancam punah. Menurut rilis IUCN, agresivitas manusia yang semakin meningkat menyebabkan hewan-hewan tersebut semakin terancam punah.

“Sangat mengkhawatirkan melihat spesies-spesies yang menjadi simbol ini kini diambang kepunahan,” kata Kepala Program Spesies Global IUCN, Jane Smart, dalam rilis seperti dilansir AFP.

Orangutan Kalimantan, dan juga orangutan Sumatera, adalah satu-satunya spesies kera besar di Asia. Awalnya status orangutan Kalimantan diklasifikasikan sebagai spesies langka, tapi sekarang habitat mereka menjadi sangat langka (critically endangered), atau satu tahapan lagi menuju kepunahan.

“Dengan banyaknya perburuan dan pengusiran orangutan dari habitatnya, kita akan kehilangan spesies yang perkembangbiakannya lambat ini, dan akan sangat sulit untuk mendapatkan mereka kembali,” kata pengamat IUCN, Erik Meijaard.

Spesies menakjubkan ini terusir dari rumahnya karena habitat mereka telah dihancurkan dan dialihfungsikan menjadi lahan perkebunan kelapa sawit, karet dan juga kertas.

Survey juga menunjukkan bahwa setiap tahunnya ada sekitar 2000-3000 orangutan yang mati dibunuh selama 40 tahun ke belakang oleh para pemburu dan juga penduduk lokal yang memperlakukan mereka sebagai hewan peliharaan.

Hanya ada sekitar 100.000 orangutan lagi yang diestimasi tersebar di Kalimantan, Malaysia, dan juga Brunei Darussalam. Jumlah ini merosot tajam dari tahun 1973 yang jumlahnya 288.500 orangutan. Diperkirakan pada tahun 2025 nanti jumlah populasi orangutan akan merosot lagi hingga angka 47.000 orangutan.

Dengan angka kehilangan orangutan yang mencapai lebih dari 60 ribu ekor selama empat dekade, IUCN memperingatkan kalau 50 tahun lagi orangutan Kalimantan akan punah dari muka bumi.

IUCN juga memaparkan bahaya yang dihadapi spesies hiu paus. Spesies ikan terbesar yang panjangnya bisa mencapai 12,65 m ini kini masuk kategori hewan langka.

Hiu paus banyak diburu untuk daging dan siripnya yang dijadikan sop di beberapa negara Asia. Tapi sering juga ditemukan hiu paus terperangkap dalam jala para nelayan tuna.

Penangkapan ilegal juga jadi penyebab merosotnya populasi winghead shark, keluarga hiu martil, yang kini juga termasuk dalam kategori hewan langka. Seringkali hiu ini terperangkap jala karena kepalanya yang lebar (bahkan bisa sampai setengah panjang badannya).

IUCN memang belum bisa memprediksi berapa banyak hiu yang tersisa di lautan. Tapi dengan maraknya penangkapan, populasi hiu-hiu ini akan merosot tajam.

 

 

Share your thoughts

You may be interested

Kreator Spongebob meninggal, netizen Indonesia bikin meme pengajian
Viral
0 shares26602 views
Viral
0 shares26602 views

Kreator Spongebob meninggal, netizen Indonesia bikin meme pengajian

Batok.co - Nov 30, 2018

Selamat jalan Stephen Hillenburg.

Nyebrangin papan, motornya selamat orangnya nyebur (video)
Viral
0 shares7365 views
Viral
0 shares7365 views

Nyebrangin papan, motornya selamat orangnya nyebur (video)

Batok.co - Nov 29, 2018

“Ngapa lu loncat lontong!”