BOSF selamatkan bayi orangutan dengan peluru bersarang di sekujur tubuh

Pada Jumat lalu, tim gabungan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah (BKSD) dan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) Nyaru Menteng menjemput bayi orangutan yang ditemukan warga Desa Bereng Rambang, Kahayan Tengah, Kecamatan Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.

Bayi orangutan betina yang diperkirakan berusia 5 bulan ini ditemukan warga pada pertengahan Mei lalu di bekas hutan gambut yang terbakar. Setelah dua minggu ditelantarkan karena gak tau bagaimana mengurusnya, warga akhirnya melapor ke BOSF.

“Orangutan itu diletakkan begitu saja di kardus bekas makanan saat diserahkan,” kata perwakilan BOSF Nyaru Menteng, Monterado Friedman, seperti dikutip Kompas.

Selain kondisinya yang lemah, para dokter di BOSF juga menemukan beberapa luka kering di bagian lengan kanan, selangkangan kiri dan pinggul bayi orangutan yang kemudian diberi nama Mema ini. Di dalam luka kering Mema itu bersarang benda padat.

“Diperkirakan logam, bukan kayu. Dari pengalaman, biasanya peluru senapan angin. Kalau di bawah kulit dan sudah kering, biasanya sudah tidak terasa,” kata Friedman.

Menurut warga, Mema ditemukan sendirian tanpa induknya. Tapi pihak BOSF meragukan cerita itu karena tidak mungkin induk orangutan meninggalkan begitu saja bayinya, ataupun sang bayi melepaskan diri dari sang induk. Dugaannya, induk Mema mati terbunuh dan luka Mema adalah luka yang disengaja.

Mema ditemukan di daerah dengan tingkat konflik manusia dan orangutan terbanyak pasca-kebakaran hutan 2015. Dulunya, pada tahun 2009, daerah Kahayan Tengah dikenal sebagai daerah dengan populasi orangutan yang besar, 5 sarang orangutan dalam radius 1 kilometer. Namun kini sarang dan hutan itu berubah jadi perkebunan sawit, plasma masyarakat, dan lautan arang terbakar.