Ormas ancam serbu acara peringatan Mei 1998, polisi minta acara dibatalin

Kayaknya polisi kita tuh emang gak berkutik deh sama ormas-ormas ekstrim. Hari Kamis kemarin seharusnya ada acara pemutaran film Tragedi Mei 1998 di Acara Panggung Rakyat di halaman Ruang Seni Daya Joeang, Solo, tapi karena ada ormas yang ngancem bakal nyerbu ke acara itu polisi jadinya malah minta panitia untuk batalin acara.

“Polisi datang dan meminta acara dibatalkan,” ujar Indah Nurmasari, Kepala Biro Kampanye dan Jaringan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) seperti dikutip Tempo.

Acara rakyat ini awalnya bakal diisi dengan pentas musik, baca puisi, orasi, dan juga pemutaran film. Tapi setelah nego sama polisi, akhirnya acara boleh dilangsungkan asalkan gak ada pemutaran film dan orasi soal tragedi kekerasan rasisme yang kelam di negara kita.

Tapi gak lama dari acara dimulai, sejumlah pria masuk ke dalam gedung dan teriak-teriak minta acara dibubarkan. Polisi yang bersiaga di dalam gedung berusaha mencegat pria-pria itu, tapi ternyata di luar gedung juga sudah ada segerombol orang. Panitia pun akhirnya membatalkan acara karena merasa ada tekanan.

Tempo juga sempat mewawancarai juru bicara Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Endro Sudarsoni, yang ada di lokasi. Endro mengaku kalau dia hanya datang bersama tiga temannya dan mereka ada di situ karena ingin tau soal materi acara. Endro juga bilang dia gak kenal sama orang-orang yang menerobos masuk ke acara dan teriak-teriak minta acara dibubarkan.

Polisi tuh kayaknya emang gak bisa ya membendung aksi ‘razia’ gak resmi dari ormas-ormas yang suka main hakim sendiri dan melanggar hak warga negara untuk berkumpul dan berpendapat. Seringkali acara kumpul-kumpul yang diserbu itu adalah yang berhubungan dengan kejadian anti komunis di tahun 1965 yang mendorong terjadinya pembunuhan massal terhadap masyarakat Indonesia.