4 ‘dampak sosial’ yang bisa muncul kalau rokok harganya Rp 50 ribu/bungkus
Selama ini pengamat melihat lestarinya budaya rokok di Indonesia karena harganya yang murah. Makanya baru-baru ini muncul wacana dari pemerintah untuk menaikkan harga rokok sampai Rp 50 ribu per bungkus.
Ketua DPR, Ade Komarudin, sih hari ini juga ngomong tuh ke media kalau dia setuju pemerintah menaikkan harga rokok jadi goban per bungkus. Katanya selain bisa meningkatkan pendapatan cukai negara, harga tinggi juga bisa mencegah pelajar dan warga miskin dari membeli rokok.
Yah, di luar dari aspek ekonomi dan politik, kenaikan rokok ini juga jelas akan berdampak ke masyarakat. Dan netizen udah memprediksi 4 dampak dari kenaikan harga rokok bagi masyarakat dengan meme-meme berikut.
Dampak psikologi
Dampak kenaikan rokok ini bisa berdampak ke mental para perokok. Mulai dari yang merokok sebanyak-banyaknya mumpung murah, membohongi diri sendiri dengan berhenti merokok tapi bilangnya bukan karena kenaikan harga, sampai ke perilaku egois dalam berbagi rokok.
Menghisap yang lain
Bagi perokok, sensasi menghisap rokok itu memiliki kenikmatan tersendiri yang sulit untuk dihentikan. Nah, netizen khawatir kalau rokok nantinya Rp 50 ribu sebungkus, para perokok jadinya nanti malah menghisap yang lain. Kalau menghisap si ‘daun kering’ mungkin gak aneh ya (soalnya walaupun dilarang di Indonesia, seruan untuk melegalkan ganja masih ada di negara kita), yang dikhawatirkan itu kalau nantinya perokok jadi beralih hisap asap knalpot motor atau malah nge-hap!
Harga barang lain ikutan naik
Nah, ini juga jadi perhatian netizen nih, kalau-kalau kenaikan harga rokok mempengaruhi produk lain! Walaupun bukan sumber energi kayak bahan bakar minyak, tapi rokok tuh udah jadi bagian kehidupan yang masuk dalam rantai ekonomi. Jadi banyak netizen yang berharap harga rokok gak memengaruhi harga-harga barang berikut.
Meningkatnya makna rokok
Netizen juga khawatir kalau kenaikan harga rokok bisa menggeser persepsi masyarakat akan rokok. Kalau awalnya rokok tuh diterima sebagai kebutuhan sekunder (bahkan primer), bisa jadi nantinya rokok tuh dianggap barang tersier, barang mahal. Jadi yang bisa tetap beli rokok tiap hari tuh pasti orang kaya. Plus, ekspresi ‘sebatang dulu’ untuk berpikir atau rehat dalam kepenatan bisa jadi nantinya bukan pas menghadapi masalah pekerjaan saja, tapi untuk mengatasi masalah yang lebih rumit.
You may be interested
Kreator Spongebob meninggal, netizen Indonesia bikin meme pengajian
Batok.co - Nov 30, 2018Selamat jalan Stephen Hillenburg.
Netizen heboh, kaki burung hantu ternyata jenjang banget
Batok.co - Nov 29, 2018WOW!
Nyebrangin papan, motornya selamat orangnya nyebur (video)
Batok.co - Nov 29, 2018“Ngapa lu loncat lontong!”