Garna Raditya ‘AK//47’: Pulang kampung dan masa depannya di Amerika (Wawancara)

"Semua orang memiliki bagian dalam hidupnya yang serupa dengan saya. Hanya kebetulan saja saya berada di AS yang dimana segala apa yang dipertontonkan tampak menyenangkan. Padahal jauh lebih menantang."

April 26, 2018
1894 Views
Garna Raditya ‘AK//47’ (Foto: Rifqi Fadhlurrahman)

Penggila grindcore Tanah Air pasti tidak asing dengan nama band asal Semarang, AK//47. Sayang namanya belakangan seperti hilang dari panggung musik lokal.

Memang sejak pentolannya, Garna Raditya pindah ke Amerika Serikat dua tahun lalu, AK//47 hanya bisa membuat kita menunggu. Menunggu mereka kembali menggebrak panggung, menunggu rak koleksi kita diisi dengan karya baru.

Mengutip kata Cinta kepada Rangga, “yang AK//47 lakukan itu jahat!” (Oke ini nggak banget, lupakan)

Lantas apa kabarnya Garna Raditya dan AK//47? Kalau kamu ketinggalan berita, Garna Raditya sempat pulang kampung dan mengadakan tur tiga kota bersama bandnya belum lama ini sebelum kembali ke negeri Paman Sam. Jadi dia tidak jahat-jahat amat.

A post shared by Garna Raditya (@garnaraditya) on

Saya sempat menghubunginya, mengobrol dengan Garna Raditya, dan mencoba menjawab keresahan yang terpendam selama ini. Simak wawancaranya:

Halo Mas Garna Raditya, piye kabare? Melakukan hal seru apa saja nih selama pulang kampung ke Semarang?

Kabare apik, matursuwun. Saya selama petilasan di Semarang karena ada acara keluarga. Disela-sela itu selama dua mingguan berada di studio untuk menyelesaikan rekaman album baru yang akan dirilis dalam dekat ini. Untuk silahturahminya lebih efektif, dilakukanlah tur pendek yang mengesankan, sekaligus bertemu kembali teman lama dan baru. Dan tentu saja, menyantap makanan lokal dengan beringas.

AK//47 sudah lama absen dari skena musik lokal. Pastinya epik sekali setelah sekian lama bisa tampil lagi di kampung halaman. Ada rencana apa saja selain tur pendek tiga kota, Semarang, Solo dan Yogyakarta? Tur ke kota-kota lainnya juga?

AK//47 manggung di Solo. (Foto: Rifqi Fadhlurrahman)

Kami hanya menggelar tiga pertunjukan saja di ketiga kota tersebut pada saat itu. Rasanya seru bisa berada di panggung kembali bersama penonton berjibaku saat kami berlaku. Tapi setidaknya dengan waktu yang singkat itu kami bisa bermain di panggung lokal sambil mendengarkan cerita-cerita dari teman dengan berbagai topik yang menarik untuk ditulis nantinya. Selain itu kami menyelesaikan sesi rekaman yang sekarang sudah memasuki mixing dan mastering.

AK//47 lumayan terkenal di skena musik grindcore Tanah Air, tur kemana-mana, fan base tidak sedikit, dan album terakhirnya masuk jajaran album terbaik 2016 versi majalah Rolling Stone Indonesia. Apa yang terpikir di kepala saat meninggalkan semua itu ke Amerika Serikat (AS) dan harus memulai semuanya dari nol? Bagaimana rasanya berjuang di sana?

Review media soal AK//47.

Semua orang memiliki bagian dalam hidupnya yang serupa dengan saya. Hanya kebetulan saja saya berada di AS yang dimana segala apa yang dipertontonkan tampak menyenangkan. Padahal jauh lebih menantang. Tak bisa disangkal pula, justru daya tempur saya teruji secara beruntun, seperti bagaimana cara untuk bertahan hidup maupun membangun karier profesional. Namun dengan apa yang sudah saya lakukan sebelumnya di Indonesia, cukup membantu saya untuk menjalaninya. Karena saya juga masih muda, perlu banyak untuk mengetahui dunia luar.

Memulai dari nol itu bisa memberitahu apa yang perlu dilakukan, yang semula kita anggap tidak perlu. Rasanya? Berbagai rasa, ada semua, seperti toserba.

Band Anda di Amerika, Violent Opposition (VO), buat yang belum tahu, menurut Anda sekeren apa? Keren mana dibandingkan AK//47? Bagaimana Anda melihat masa depan bermusik Anda di negeri Paman Sam?

A post shared by Garna Raditya (@garnaraditya) on

Dengan keduanya yang jelas membuat saya bermain penuh peluh dan marah-marah dengan gempita. Kalau VO cenderung ke powerviolence, sedangkan AK//47 dengan “Grindkor Petir”nya. Masa depan? Masih seperti yang sedang saya lakukan, bermain musik sambil mendokumentasikan foto dan video. Nonton konser, bertemu band-band idola dan bisa sepanggung dengan mereka serta bisa mengelola label saya, Vitus, untuk mengakomodasi rilisan AS – Indonesia.

Terima kasih banyak bung atas waktunya, sukses! Ada hal lain yang ingin disampaikan ke pembaca Batok?

Dalam waktu dekat ini kami akan melakukan tur panjang disertai perilisan album baru dengan record label baru yang menaungi. Selengkapnya nanti bisa dicek di sosial media AK//47. Terimakasih atas wawancaranya dan salam manis kepada pembaca.


Baca juga:


Batok.co: Berita musik dan gaya hidup terkini.

Share your thoughts

You may be interested

Kreator Spongebob meninggal, netizen Indonesia bikin meme pengajian
Viral
0 shares26600 views
Viral
0 shares26600 views

Kreator Spongebob meninggal, netizen Indonesia bikin meme pengajian

Batok.co - Nov 30, 2018

Selamat jalan Stephen Hillenburg.

Nyebrangin papan, motornya selamat orangnya nyebur (video)
Viral
0 shares7364 views
Viral
0 shares7364 views

Nyebrangin papan, motornya selamat orangnya nyebur (video)

Batok.co - Nov 29, 2018

“Ngapa lu loncat lontong!”