Ormas ‘islam’ di Yogyakarta bubar paksa festival feminis LadyFast dengan ancaman kekerasan

May 23, 2016
1303 Views

Sabtu kemarin, suasana di ruang rupa Survive Garage, Kecamatan Kasihan, Bantul Yogyakarta, mencekam karena aksi pembubaran paksa acara komunitas perempuan, Lady Fast 2016.

Sejumlah polisi datang pada pukul 22:00 malam dan bilang kalau panitia gak punya izin acara. Selain itu acara Lady Fast juga dinilai mengganggu warga karena masih memainkan musik dengan keras di malam hari.

“Tidak pernah ijin, dia main musik, mengekspresikan seninya dan tidak pernah melakukan ijin,” kata Kapolsek Kasihan, Kompol Suwandi, seperti dikutip BBC Indonesia.

Tapi Suwandi juga bilang kalau pembubaran ini diikuti anggota dari organisasi masyarakat yang menamakan diri Front Umat Islam (FUI), Front Jihad Islam (FJI) dan beberapa dari ormas lain. Jadi kayaknya ini bukan soal kebisingan musik aja deh.

Panita Lady Fast, Kolektif Betina, secara rinci menceritakan kronologi pembubaran acara pada Sabtu malam tersebut di akun Facebook mereka. Menurut kronologi itu, para anggota ormas ini (yang disebut sebagai ‘unidentified group’) mengintimidasi para pengunjung dan panitia saat pembubaran terjadi.

 

Violent Attacks by Unidentified Group at Lady Fast – Jogjakarta, 2 April 2016.  1. The event opened at 1 pm with…

Posted by Kolektif Betina on Sunday, April 3, 2016

Ada beberapa point memang dalam kronologi panjang ini. Tapi berikut ini beberapa kejadian yang menurut kami gak banget:

6.    Saat itu polisi sudah ada di lokasi. Ketika perdebatan antara panitia dan anggota ormas terjadi, terdengar suara tembakan di udara yang ditembakkan polisi dengan pakaian preman.

7.    Panita dan pemilik tempat (Survive Garage) terus berusaha berdialog dengan anggota ormas. Tapi mereka, lagi-lagi, merespon dengan hujatan yang lebih keras. Mereka menuduh kami sebagai perusak moral, pakaian kami gak pantas, dan menuduh kami sebagai komunis. Mereka juga bilang kalau udah ada 500 orang dalam perjalanan untuk menyerang kami. Gestur mereka menujukkan siap melakukan kekerasan.

9.    Salah satu teman perempuan kami yang berusaha keluar dari gerombolan orang dilecehkan oleh anggota ormas. Dia ditarik dan diteriaki “Mabuk ya? Kamu mabuk ya?” Teman perempuan kami lainnya juga dihina dengan disebut “Kotor! Perempuan rusak! Moral kamu rusak!” Bahkan teman kami yang pakai jilbab juga diteriaki, “Tobat! Tobat! Ngapain berkumpul sama orang-orang kayak gini?”

12.    Ada 10 orang yang bersembunyi dalam rumah saat kejadian. 3 laki-laki, 5 perempuan, dan 2 anak-anak. Rumah tersebut dikunci oleh pemiliknya agar aman, dan dia pun pergi mencari bantuan.

15.    Teman kami yang ada di dalam rumah itu minta jaminan keselamatan ke polisi. Tapi polisi bilang kalau mereka gak buka pintunya dari dalam, anggota ormas akan dobrak pintunya dari luar. Lebih aman kalau pintu dibuka paksa dari dalam, karena kuncinya memang dibawa pemilik rumah. Saat dialog ini terjadi, anggota ormas terus meneriakkan, “Bakar! Bakar!”

16.    Setelah pintu berhasil dibuka dari dalam, 15-20 orang polisi dan anggota ormas langsung masuk rumah dan memotret dan merekam video wajah semua orang yang ada di dalam rumah. Salah satu teman perempuan kami minta perekaman wajah ini dihentikan karena membuat anak-anak menjadi takut. Tapi anggota ormas itu malah bilang “kamu mau ngelawan? Kamu perempuan, mudah bagi saya memukul kamu!” Dengan mengepalkan tinjunya di depan muka perempuan itu.

17.    Teman kami, dan 3 orang lainya juga akhirnya dibawa ke Polsek Kasihan-Bantul untuk diinterogasi. Polisi menanyakan soal majalah dengan logo LGBT yang merupakan barang pribadi salah satu pengunjung acara. Majalah itu gak dibagikan di acara LadyFast.

Perilaku kekerasan inilah yang bikin kami mengutip kata ‘Islam’ di headline. Karena kalau semua ini benar, maka jelas apa yang dilakukan orang-orang ini bukanlah ajaran Islam.

Untungnya orang-orang yang dibawa ke polsek akhirnya dibebaskan. Sedangkan anggota ormas yang meneror para pengunjung (termasuk anak-anak) saat pembubaran gak ditahan sama sekali oleh polisi. Gak heran sih, anggota ormas ini kan bagian dari pembubaran paksa yang dilakukan polisi (atau bisa juga polisi jadi bagian dari pembubaran paksa yang dilakukan ormas…).

Setelah kejadian ini, para panitia pun membatalkan hari ke-dua event Lady Fest yang tadinya direncanakan buat hari Minggu. Sayangnya, ini adalah bukti bagaimana kebebasan berkumpul dan berekspresi dihalangi oleh kekerasan yang berlandaskan fanatisme.

Tapi kejadian ini menunjukkan sesuatu yang menarik. Selain memang jelas ada unsur anti LGBT dalam pembubaran acara ini (poin 17 dalam pos Facebook Kolektif Betina) tapi kenapa ada penilaian komunitas perempuan itu sebagai komunis? Apakah ini hasil dari propaganda rezim orde baru yang masih mengakar di dalam warga Indonesia, yaitu kelompok feminist pasti ada hubungannya dengan komunisme?

 

 

Share your thoughts

You may be interested

Kreator Spongebob meninggal, netizen Indonesia bikin meme pengajian
Viral
0 shares26344 views
Viral
0 shares26344 views

Kreator Spongebob meninggal, netizen Indonesia bikin meme pengajian

Batok.co - Nov 30, 2018

Selamat jalan Stephen Hillenburg.

Nyebrangin papan, motornya selamat orangnya nyebur (video)
Viral
0 shares7240 views
Viral
0 shares7240 views

Nyebrangin papan, motornya selamat orangnya nyebur (video)

Batok.co - Nov 29, 2018

“Ngapa lu loncat lontong!”