Review: Jagoan kopi dari Melbourne, ST. ALi, hadir di Jakarta – apakah kafe ini sehebat reputasinya?

May 23, 2016
1309 Views

Ketika ST. ALi, salah satu coffee shop terbaik di Melbourne (kota yang terkenal dengan kopi kelas dunia), bikin pop up di Common Grounds pada tahun 2014, para pecinta kopi di Jakarta jadi heboh. Jadi kamu bisa bayangin kan gimana hebohnya ketika ST. ALi announce mereka bakal buka di Jakarta. Setelah harap-harap cemas, akhirnya ST. ALi Jakarta mulai brewing di gedung Setiabudi awal tahun ini. Sebagai brunchers yang hardcore, kami liat langsung apakah kafe ini sehebat reputasinya.

 

Bagusnya

Tempat terbuka ST. ALi di One Setiabudi tentu memberikan pilihan tambahan untuk nge-brunch di Jakarta.

ST. ALi punya semua jenis menu makanan berat, termasuk aneka hidangan telur, salad dan banyak pilihan menu sehat lain. Kalau bikin janji brunch rame-rame, ST. ALi adalah tempat yang cocok banget.

Beberapa menu yang ditawarkan gak ada di tempat lain di Jakarta, dan itu merupakan nilai plus untuk ST. ALi. Buat penggemar makanan sehat tentu bakal senang dengan adanya salad, taburan granola dan roti berkualitas (roti mereka bersumber dari butik bakery lokal BEAU).

“Omega Love” dengan salmon dan telur. Foto: Coconuts Media.

Pro Tip: Kalau kamu tahan dengan yang pedas, pastikan kamu tambahin saus pedas mereka yang luar biasa. Rasanya yang pedas dan tajam nambah banget sensasi di citarasa telur dan daging.

ST. ALi membawa staf dari Australia ke Jakarta buat membantu cabang Setiabudi dan hasilnya juga kelihatan. Meskipun ST. ALi rame banget pas kita kesana, mereka tetap melayani dengan baik.

 

Buruknya

Meskipun ST. ALi  terkenal dengan kopinya, ice coffee dan black Sterling Blends yang kami pesan rasanya kurang mantep, terutama after tastenya yang asam. Mungkin kami gak punya selera kopi yang cukup canggih buat menikmati minuman kompleks ST ALi ini? Mungkin… tapi hal yang sama juga diungkapkan empat orang yang minum kopi di meja kami.

Meskipun layanannya sangat ramah, kami harus meminta beberapa kali untuk kopi dan air mineral yang gak kunjung datang. Tapi wajar juga sih, kafe ini luar biasa rame pada rush hour brunch di hari Minggu.

Sticky Pork salad. Foto: Coconuts Media.

Makanan yang kita pesan juga ada yang oke dan gak oke. “Omega Love”, dengan irisan salmon asap melimpah, benar-benar enak. “Koo Koo Kachoo” juga enak dengan irisan kentang yang renyah. Tapi “Sticky Pork Salad” kami kebanyakan dressing dan “Mexican Cousin” nya agak hambar (corn frittersnya disajikan dengan prekedel jagung yang banyak kamu temukan di Jakarta) dan gak mengesankan sama sekali.

Ketika melihat menu, makanan yang disajikan dengan cantik akan kelihatan dari harganya yang mahal. Menu “Hall of Fame” ST. ALi berkisar sekitar Rp 150.000, lebih mahal daripada Benedict atau Common Grounds.

 

Kesimpulan

Untuk saat ini, ST. ALi adalah pilihan brunch yang oke di Jakarta kalau kamu gak masalah sama harga.

Kami sarankan kamu kesana beberapa waktu setelah hype-nya reda. Mudah-mudahan saat itu seluruh stafnya sudah terlatih dan kamu bakal merasakan pengalaman layaknya di Melbourne.


ST Ali

Setiabudi Two, Ground Floor, Jl. HR Rasuna Said,
021 52906814
Open: Setiap hari 7am – 6pm
http://www.stali.com.au/jakarta/

Artikel ini ditranslate dari tulisan Crystal Nguyen untuk Coconuts Jakarta.

 

 

Share your thoughts

You may be interested

Kreator Spongebob meninggal, netizen Indonesia bikin meme pengajian
Viral
0 shares26178 views
Viral
0 shares26178 views

Kreator Spongebob meninggal, netizen Indonesia bikin meme pengajian

Batok.co - Nov 30, 2018

Selamat jalan Stephen Hillenburg.

Nyebrangin papan, motornya selamat orangnya nyebur (video)
Viral
0 shares7182 views
Viral
0 shares7182 views

Nyebrangin papan, motornya selamat orangnya nyebur (video)

Batok.co - Nov 29, 2018

“Ngapa lu loncat lontong!”