Kepala orangutan dipenggal di Kalteng, mayatnya ditemukan mengambang di sungai

Warga Desa Kalahien, Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah menemukan bangkai orangutan tak berkepala mengambang di sebuah sungai pada Senin lalu. Tubuh orangutan dalam keadaan botak dan terdapat luka-luka.

Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Wiratno menduga kalau orangutan itu dibunuh karena dianggap hama.

“Tidak ada perdagangan organ orangutan. Tapi kemungkinan karena (dianggap) hama, karena luka di tangan, tapi kakinya nggak luka berdasarkan BAP,” kata dia dikutip dari Detik.

“Dia kan arboreal sebetulnya hidupnya dari pohon ke pohon. Di atas hidupnya. Kalau di hutan yang utuh kan dia mencari makannya keliling, nah sekarang nggak ada habitatnya. Itu kan juga jadi problem bagi orangutan.”

Petugas KSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) setempat dikabarkan langsung mengubur mayat orangutan tanpa dilakukan nekropsi (otopsi, bedah bangkai) terlebih dahulu.

Alasannya karena mencegah penyebaran penyakit akibat mayat membusuk. Hal ini dapat kritik.

“Kita harus mencari tahu penyebab kematiannya. Mayat dapat diketahui apakah mati tenggelam atau mati terlebih dahulu, baru dibuang ke sungai. Hasil pemeriksaan paru-paru bisa kita lihat melalui pemeriksaan,” kata Manajer Program Perlindungan Habitat COP (Centre for Orangutan Protection), Ramadhani, dikutip dari Mongabay.

“Kematian satwa liar tidak bisa dianggap biasa. Harus ada prosedur yang dilalui, jangan langsung dikubur.”

Berita terbaru Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (LHK), Siti Nurbaya mengatakan kalau mayat orangutan diautopsi hari ini dan polisi sedang menyelidiki.

Orangutan merupakan satwa yang dilindungi. Menangkap, memelihara, memperdagangkan apalagi membunuhnya bisa membuatmu dipenjara sampai lima tahun.

Batok.co: Ragam cerita seru dari duniamu. Terkini dan terabsurd dari seluruh penjuru planet.