Kepala Badan Siber: Kalau hoax positif silahkan (memangnya ada?)

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) baru saja resmi dibentuk. Lembaga Sandi Negara pun dilebur kedalamnya.

Kalau belum tahu, sederhananya tugas BSSN mungkin mirip National Security Agency (NSA) milik Amerika Serikat, yaitu memasuki ranah keamanan di dunia digital.

Kepala BSSN yang baru diangkat oleh Presiden Jokowi, Djoko Setiadi, mengatakan kalau BSSN akan ikut aktif memerangi hoax di media sosial.

“Tentu hoax ini kita lihat, ada yang positif dan negatif. Saya imbau kepada kawan-kawan, putra-putri bangsa Indonesia ini, mari sebenarnya kalau hoax itu hoax membangun ya silakan saja,” kata dia, dikutip dari Kompas.

“Tapi jangan terlalu memprotes lah, menjelek-jelekkan lah, ujaran-ujaran yang tidak pantas disampaikan, saya rasa pelan-pelan dikurangi.”

Mungkin maksudnya memerangi hoax dengan mengajak kita semua memperbanyak konten positif kali ya? Seperti banyak digembor-gemborkan banyak pihak termasuk Kemenkominfo.

Karena rasanya gak ada hoax “positif” dan “membangun.” Pengertian “hoax” (KBBI: hoaks) sendiri aja udah “berita bohong.” Kalaupun bisa “positif”, ya sama saja membodohi.

Kayak saat media-media online Indonesia rame-rame ngeberitain soal rendang yang “kembali jadi makan favorit dunia” padahal wartawannya gagal paham berita basi dari tahun 2011.

Technically hoax juga bukan? Bikin kamu bangga dan cinta sama warisan negeri tapi gak tambah pinter.

Berbohong demi “kebaikan” terkadang mungkin perlu. Tapi hoaks positif itu absurd banget.

Eh gak boleh “terlalu memprotes” ya? Yo wes deh, segini aja artikelnya.

Batok.co: Ragam cerita seru dari duniamu. Terkini dan terabsurd dari seluruh penjuru planet.