Istri Gus Dur, Sinta Wahid, gak bisa ikutin acara kerukunan lintas agama di gereja karena diprotes FPI

Almarhum presiden keempat, Abdurrahman Wahid atau yang sering dipanggil Gus Dur, dikenal sebagai sosok pluralis yang mengedepankan sikap toleransi antar umat beragama. Sikap Gus Dur ini juga diikuti sang istri, Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid. Bahkan saat masih jadi ibu negara hingga sekarang, Bu Sinta rutin ngadain acara sahur atau buka puasa bersama dengan kelompok agama lain.

Nah, kemarin tuh seharusnya Bu Sinta menjadi bagian acara buka puasa yang diselenggarakan di Gereja Yakobus, Semarang. Tapi karena Front Pembela Islam (FPI) Jawa Tengah berulah, Bu Sinta jadinya gak leluasa deh ngikutin acara kerukunan lintas agama itu.

“Kami tolak acara itu karena keberatan kalau Bu Shinta berdoa bersama di gereja,” kata Ketua Tim Advokasi FPI Jawa Tengah, Zaenal Abidin Petir, kemarin seperti dikutip Vivanews.

Kayaknya sih FPI nih udah ngancem bakal ngerahin massa nih, soalnya pihak Gereja Yakobus sampai harus ke Mapolres Semarang untuk berdialog sama perwakilan FPI.

Akhirnya disepakati kalau acara buka puasa di gereja itu masih boleh berlangsung, Bu Sinta boleh datang dan kasih ceramah 15 menit, tapi abis itu buka puasanya di Balai Desa.

Bener aja tuh, jam 5 sore acara dimulai dengan adanya puluhan anggota FPI berdiri di luar berjaga untuk memastikan kesepakatan dijalankan. Tapi saat itu juga udah bersiaga massa dari Barisan Anshor Serba Guna Nahdhatul Ulama (Banser) yang emang mengawal Bu Sinta dan siap mengamankan acara.

Untungnya di tengah situasi ‘panas’ itu, Bu Sinta masih bisa memberikan kata-kata bijak.

“Menjaga perdamaian itu lebih penting, daripada mementingkan keinginan pribadi yang sesaat,” kata Sinta Nuriyah Wahid mengingatkan kita untuk terus menjaga kerukunan umat beragama.

Semoga FPI bisa mengerti soal ini.