KPAI menyamakan homoseksualitas dengan pedofilia dalam menyinggung kasus Saipul Jamil

Kemarin, kita secara singkat membahas mengenai tuduhan soal penyanyi dangdut Saipul Jamil yang mencabuli seorang anak lelaki 17 tahun ini digunakan sebagai amunisi oleh banyak orang anti-LGBT untuk mengatakan bahwa homoseksualitas sesungguhnya berkaitan dengan pedofilia.

Masih bisa dimaklumi jika pernyataan tersebut dilontarkan oleh masyarakat yang mungkin gak sepenuhnya terdidik tentang isu-isu LGBT, tapi itu jauh lebih buruk dan mengkhawatirkan ketika pejabat mengambil sikap yang sama.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kemarin juga menggunakan kasus Saipul Jamil sebagai contoh mengapa homoseksualitas itu salah dan merupakan ancaman bagi anak-anak.

“Kasus ini, jika itu terbukti, merupakan bukti nyata bahwa orientasi seksual menyimpang adalah ancaman nyata bagi anak-anak Indonesia,” kata Asrorun Niam, kepala KPAI, seperti dikutip Vivanews.

Asrorun menambahkan bahwa orang homoseksual perlu direhabilitasi dan disembuhkan demi keselamatan anak-anak.

KPAI menyamakan homoseksual dengan pedofilia sungguh mengecewakan. Mengingat bahwa mereka menangani kasus-kasus pelecehan seksual yang gak terhitung jumlahnya, bukankah KPAI seharusnya lebih tau bahwa pedofilia bisa berasal dari kaum heteroseksual juga (bahkan, di Indonesia lebih banyak kasus pedofilia yang melibatkan individu heteroseksual)?

Contohnya artikel ini dari Beritagar, yang melaporkan lima kasus kekerasan terhadap anak pada bulan Oktober 2015. Dari lima kasus tersebut, dua adalah pembunuhan, dan tiga lainnya adalah pelecehan seksual oleh heteroseksual.

Kalau kita ikut logika KPAI, berarti kita juga harus merehabilitasi pedofil heteroseksual sehingga kami dapat menyembuhkan mereka dari “ke-heteroseksual-an” mereka, bukan nafsu mereka kepada anak-anak. Berarti heteroseksual sama dengan pedofilia juga dong?

Rant over.

Balik ke kasus Saipul Jamil, kepolisian telah menetapkan penyanyi dangdut itu sebagai tersangka kasus pencabulan. Saipul pun dikabarkan sudah mengakui perbuatannya. Ia diancam 15 tahun penjara.