​Aceh mulai memberlakukan hukum cambuk terhadap pelaku seks sesama jenis

Foto: AFP

Pemerintah Aceh mulai Jumat besok (23/10) akan menghukum pelaku seks sesama jenis dengan 100 kali cambukan di depan publik.
Kepala Dinas Syariat Islam Provinsi Aceh, Syahrizal Abbas, menyatakan bahwa peraturan daerah Aceh, Qanun no 6 tentang hukum pidana islam, telah siap diberlakukan.

“Dalam qanun ini selain hukuman 100 kali cambuk, juga diatur tentang denda bagi pelanggar. Qanun ini berlaku sejak setahun setelah diundangkan,” kata Syahrizal Abbas, Kepala Dinas Syariat Islam Provinsi Aceh seperti yang dikutip Detik.

Kepada AFP, Syahrizal juga menjelaskan bahwa perilaku anal seks antara pria dan meraba-raba tubuh untuk stimulasi seks antara perempuan melanggar hukum islam. Peraturan ini nantinya akan berlaku untuk semua muslim dan juga pendatang asing di Aceh.

Peraturan ini sebenarnya sudah disahkan pada September 2014 lalu dan menimbulkan kecaman dari kelompok hak asasi manusia. Namun Syahrizal mengklaim bahwa peraturan ini justru dibuat untuk melindungi harga diri manusia.

Kelompok Hak Asasi Manusia, Setara Institute mengkritik keras peraturan ini. Menurut mereka pemerintah seharusnya tidak mencampuri privasi seseorang, malah justru harusnya melindung hak individual untuk memilih.

Seks antara sesama jenis sebetulnya tidak ilegal di Indonesia. Namun provinsi Aceh yang mayoritas warganya beragama islam mendapatkan otonomi untuk menegakkan hukum syariat islam. Selama ini pemerintah Aceh telah memberlakukan hukuman cambuk terhadap penjudi, peminum alkohol dan pelaku zina di luar nikah.

Otonomi khusus ini merupakan hasil dari perjanjian damai antara pemerintah Aceh dengan pemerintah pusat pada 2005 lalu untuk menghentikan gerakan separtisme yang telah berlangsung selama puluhan tahun di Aceh.