Memaafkan meski ibunya dikatain “seperti pelacur”, Gibran dan Kaesang adalah teladan bagi kebebasan berpendapat di Indonesia (OPINI)

Di tengah banyak orang yang belakangan sedikit-sedikit lapor polisi saat tersinggung, juga banyaknya yang ditangkap atas tuduhan ujaran kebencian, kedua putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming dan Kesang Pangarep, justru santai saja saat ada yang ngatain ibunya di media sosial, Iriana, seperti pelacur.

Padahal kalau dipikir-pikir, dengan status sebagai anak penguasa, bisa saja mereka melapor dan kasusnya bergulir sampai pelakunya dihukum berbekal UU ITE.

Sebelum Gibran dan Kaesang, putri mantan Presiden Gus Dur, Alissa Wahid juga memilih untuk santai meski diolok “anak si buta” di Instagram.

Gibran, Kaesang dan Alissa adalah contoh baik bagi kebebasan berpendapat di Indonesia.

Jangan salah, kami sama sekali tidak mendukung orang untuk menghina atau menyebarkan hate speech di internet. Kami mengecamnya.

Gini lho, mungkin saat ini kita bisa senang melihat orang-orang bigot asal ngomong ditangkap. Tapi UU ITE yang kerap dipakai menjerat orang dengan tuduhan pencemaran nama baik rasanya justru mengancam kebebasan berdemokrasi, berpendapat, dan berekspresi.

Kenapa? Well, dengan pasal karet di dalamnya, penjara bisa penuh akibat “salah” nulis status di Facebook, atau curhat di blog. Curhat saja bisa jadi tersangka, apalagi mengkritik?

Dan yang bakal terjadi adalah, sebuah negeri anti kritik seperti di masa lalu. Tetap “kangen zaman Orba” memangnya kalau kamu bisa hilang selamanya seperti Wiji Thukul?

Batok.co: Ragam cerita seru dari duniamu. Terkini dan terabsurd dari seluruh penjuru planet.