[Review] Album baru SID ‘Tiga Perompak Senja’ meluncur dan biasa saja, tapi..

Yo they’re back, mothaf***as! Sudah dengar album baru Superman Is Dead (SID) berjudul ‘Tiga Perompak Senja’?

 

View this post on Instagram

 

A post shared by SID (@sid_official) on Nov 7, 2018 at 4:53pm PST

Album yang kalau tidak salah hitung, keenam SID sejak ‘Kuta Rock City’ yang dirilis 15 tahun silam, telah meluncur online dan bisa kamu dengarkan di berbagai layanan streaming musik.

Harus jujur, bagi kuping saya yang tidak setajam Soleh Solihun, musikalitas JRX-Bobby Kool-Eka Rock, di album ini biasa saja. Membicarakan tentang sound, formula-formula yang dipakai terdengar sangat familiar tak ada yang baru. Tak ada yang luar biasa dari album baru SID, fans SID dan Devildice pun tak akan sulit mencernanya.

Tapi heck, saya hanya ingin ugal-ugalan bersuara bersama salah satu band favorit saya, dan ‘Tiga Perompak Senja’ berhasil memuaskan hasrat. Jadi kalau kamu berharap review tajam dan mendalam a la kritikus atau jurnalis musik tersohor, lupakan.

Yang pasti sebagai punk rockers legendaris yang negeri ini beruntung memiliki mereka, trio asal Bali ini tak pernah melacurkan esensi nya hadir ke dunia.

Tak seindah ‘Sunset di Tanah Anarki’ memang, namun ‘Tiga Perompak Senja’ agak seperti yang pernah diungkap JRX, “kembali seperti SID tahun 2003, lebih liar.” Meski rasanya, album ini lebih seperti mengenang kembali keliaran masa muda dan mengambil energinya di usia tua sebagai bahan bakar melanjutkan peperangan.

Track pembuka ‘Ride The Wildest’ seakan membuktikan, liar namun santai dengan sound gitar bernuansa koboi nya. Juga ‘Aku Persepsi’ yang seperti menegaskannya, bahwa baik-buruknya hidup memang sedikit banyak tergantung bagaimana cara orang memandangnya. Pilihanmu mendengarkan yang mana.

Plus dalam album ini juga terselip sedikit warna yang bakal menyadarkanmu, kalau mereka dan kita semua yang tumbuh bersama mendengarkannya, sudah tua. Dengarkan saja track ‘Tentang Tiga.’

Total ada 11 lagu dengan cerita uniknya masing-masing. Seperti juga single perdana yang rilis duluan ‘Batas Cahaya‘ yang akan jadi sahabat perjuanganmu apapun itu bentuknya, hingga ‘Brandal 2 Milyar’ tentang orang kaya baru yang “mengejar mimpi semu rock n roll nya yang seringkali tak lebih dari kompetisi konyol status sosial.”

Bagi saya, ‘Tiga Perompak Senja’ adalah sebuah album nostalgia dan pembangkit semangat dengan lirik yang terbentang sederhana hingga puitis. Soal lainnya, simpan untuk musik jazz saja, we’re talking about punk rock anyways.

Sudahlah, bosan meracau nya. Dengarkan saja sendiri dan katakan bagaimana menurutmu.

Eh, gak usah. Diam saja kalau gak suka. Peace!

Batok.co: Berita musik dan gaya hidup terkini.