Sedih: Indonesia anjlok di urutan nomor 2 dari bawah soal melek baca

Indonesia sepertinya kekurangan kutu buku kalau dibanding negara-negara lain.

Itu sih berdasarkan hasil penelitian 61 negara berdasarkan tingkat kepandaian membaca. Sedihnya, Indonesia ada di urutan dua dari bawah (60), hanya di atas Botswana di urutan terakhir.

Studi World’s Most Literate Nation dilakukan oleh John Miller, presiden Central Connecticut State University di Amerika Serikat. Penelitian ini menggunakan data-data dari literacy achievement test dan karakteristik “orang-orang yang pandai membaca” yang meliputi penggunaan koran (berita), komputer, dan juga lamanya masa sekolah.

Awalnya penelitian ini mencoba menelusuri 200 negara, tapi akhirnya fokus pada 61 negara yang data-datanya cukup lengkap untuk diteliti, termasuk Indonesia (mungkin kalau diantara 200 negara, posisi kita ga terlalu menyedihkan ya…).

Berada di urutan teratas sebagai negara yang pandai membaca dan memiliki akses yang tinggi adalah Finlandia (kayaknya Finlandia sering nih jadi juara di ranking internasional kayak gini), diikuti dengan Norwegia dan Islandia. Amerika Serikat berada di urutan ke-7 dan UK ada di urutan 17.

Kalau untuk negara Asia Tenggara, Singapura ada di urutan 36, Malaysia ke-52, dan Thailand pas di atas Indonesia di urutan 59.

Tapi yang menariknya, kalau aja penelitian ini hanya fokus pada hasil test membaca, Singapura akan berada di urutan pertama, dan Indonesia agak lebih terhormat lah peringkatnya gak di bawah-bawah banget dengan berada di urutan ke-45, mengungguli Malaysia dan Thailand.

Tapi tujuan penelitian ini adalah mendapatkan penilaian keseluruhan dari setiap negara tentang perilaku membaca dan resource yang tersedia. Untuk ini sih sepertinya jelas kalau Indonesia masih kurang sumber daya (ayo, berapa banyak coba perpustakaan umum di kota kamu?).

Dengan semakin banyak masyarakat kita yang gak bisa lepas dari internet, mungkin ada yang bilang kalau ini justru menunjukkan banyaknya bacaan yang kita konsumsi setiap hari. Tapi tanpa adanya pendidikan dan pengetahuan dari sumber bacaan yang benar, bisa jadi kita gak punya alat untuk mempertanyakan segala informasi yang beredar di internet.